ASA PASCA PILKADA Perhelatan demokrasi ditanah Lebak telah memasuki fase injury time. Kita menyaksikan betapa hiruk pikuk politik beberapa bulan yang lalu mengalir dengan dinamis, bak air mengalir disungai ciujung, kadang keruh, kadang banjir, kadang juga tenang. Semoga pasca pilkada ini semua lapisan menyadari, bahwa. Betapa pentingnya daerah kita kondusif untuk menjalin harmoni ditengah masyarakat yang berefek pada dimensi pembangunan. Dengan Kompetisi yang baik menghasilkan Kompetitor-kompetitor yang tangguh dan kuat, hal ini tersuguh di pilkada Lebak 2013. Kompetitor yang kalah beserta para pendukungnya semoga berbesar hati berafiliasi kembali mendukung pembangunan Lebak dan kompetitor yang menang nanti, kita doakan lebih mampu melanjutkan percepatan pembangunan di kabupaten yang kita Cintai ini. Pepatah mengatakan. “Bukanlah Pemuda yang hebat ketika hanya mampu mengatakan orang tua sayalah yang membangun tetapi Pemuda yang hebat adalah pemuda yang mengatakan inilah pembangunan yang saya lakukan demi umat dan bangsa” “Tidaklah hebat suatu kaum yang hanya membicarakan dan mengatakan kejayaan-kejayaan pembangunan pendahulunya, tetapi menjadi hebatlah kaum itu, bila mengakui kejayaan-kejayaan pembangunan sebelumnya dan kaum itu membentuk kejayaan-kejayaan pembangunan pada kaumnya yang sekarang. Selamat dan sukses untuk KPU Lebak dan masyarakat Lebak semuanya, semoga Pilkada menghasilkah Berkah bukan fitnah.

My Facebook


>> Selasa, 27 Maret 2012

PEMBANGUNAN BANTEN MELALUI SENIRGISASI TRANSFORMASI ILMU PENGETAHUAN DENGAN GURU Peranan Ilmu Pengetahuan dalam Pembangunan Perkembangan manusia dalam menggunakan akal budi dan pikirannya guna mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas) mesti tumbuh dan dikembangkan. Karena proses mencari tahu akan menghasilkan kesadaran, yang disebut pengetahuan. Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis, koheren, dan cara mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan, lahirlah apa yang disebut ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun metodis, sistematis dan koheren (bertalian) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan (realitas), dan dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut. Unsur rasional (penggunaan akal budi) dalam berbagai kegiatan dan tingkah laku merupakan syarat mutlak, dalam upaya untuk mempelajari dan mengungkapkan "secara mendasar" berbagai kenyataan (realitas) sehingga mampu menjawab kebutuhan hidup dan berbagai tantangan. Pesatnya perkembangan peradaban manusia era global, merupakan suatu kondisi yang tidak perlu dihindari untuk diingkari keberadaannya tetapi, harus dicari tahu cara mengatasinya dengan menggunakan akal budi dan pikirannya, sehingga manusia dapat secara sadar menerima dan mensiasati kondisi realitas perkembangan tersebut. Walaupun sampai saat ini ilmu pengetahuan masih belum mengetahui wajah integral kondisi masa lalu peradaban dan kehidupan yang ada di dunia. Banyak misteri tak terpecahkan yang muncul karena adanya missing link informasi. Dan missing link yang muncul ini terbukti banyak membuat manusia modern malah kehilangan jati dirinya, tak mengerti arah dan tujuan berkembangnya peradaban. Namun untuk saat ini Peranan Ilmu pengetahuan merupakan kunci sukses menyikapi realita berbagai tantangan hidup dan pembangunan. Untuk lebih meyakinkan kita bahwa peranan ilmu pengetahuan merupakan tuntunan hidup, kita harus mampu melihat wujud perubahan pola, sifat dan fungsi serta gaya masyarakat sekarang dalam melakukan interaksi sosial. Transformasi Ilmu Pengetahuan Di Banten terdapat peninggalan warisan leluhur yang sangat dihormati, antara lain Mesjid Agung Banten Lama, Makam keramat Panjang, Masjid Raya AL-A’zhom dan beberapa peninggalan historis lainnya yang bernuansa religi. Latar belakang historis ini membuat mayoritas penduduk Banten memiliki semangat religius keislaman yang sangat kuat dengan tingkat toleransi yang tinggi. Sebagian besar masyarakat memang memeluk Islam, tetapi pemeluk agama lain dapat hidup berdampingan dengan damai. Dalam ukuran tertentu, Banten bisa menjadi salah satu contoh laboratorium raksasa pluralisme agama di Indonesia. Provinsi Banten terkenal dengan masyarakat tradisionalnya yang masih memegang teguh adat tradisi, baik cara berpakaian maupun pola hidup lainnya. Mereka dikenal dengan suku Baduy yang tinggal di desa Kanekes, kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Provinsi Banten sebelum tahun 2000 merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun saat ini telah menjadi provinsi sendiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Sebagai provinsi muda yang baru seumur jagung, Banten memiliki posisi daerah penyangga ibu kota khususnya Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan kota otonom baru Tangerang Selatan. Letak geografis ini menyebabkan Banten mengalami perkembangan yang eksplosif dalam dinamika sosial dan budaya. Karena Banten tersentuh langsung dengan budaya-budaya ibu kota, dan turis manca negara yang datang melalui bandara Soekarno Hatta berhubungan langsung dengan masyarakat Banten. Sentuhan kehidupan masyarakat ibu kota memberikan pengaruh gaya hidup masyarakat Banten, pergeseran-pergeseran budaya tak terelakan lagi, Banten yang dahulunya cenderung tradisional dengan kearifan lokal yang kuat dan memiliki akar budaya religius yang kokoh kini terkikis dengan budaya-budaya modern. Transformasi sosial budaya yang terjadi di masyarakat kita diera sekarang tak akan bisa kita hindari, namun haruskah kita kehilangan jati diri pula sebagai (Urang Banten), haruskah kebudayaan-kebudayaan kita tergerus dan tergantikan dengan budaya barat, seperti hilangnya seni bela diri pencak silat, debus, rudat, umbruk, tari saman, tari topeng, tari cokek, dog-dog, palingtung, dan lojor. bahkan seni tradisional yang sangat kental diwarnai dengan etika Islam, seperti cara berpakaian, tatakrama kebantenan yang mengedepankan kesopanan dan kesantunan terhadap orang yang lebih tua juga harus hilang? ini yang tidak kita harapkan tentunya. Agar budaya yang ada dapat dipertahankan sebagai aset kekayaan sosial, dalam pembangunannya, Banten harus mencari daya pengungkit (leverage) yang berujung pada penentuan skala prioritas. Keberhasilan pembangunan daerah pada pokoknya menggunakan sejumlah pola leverage, yakni. Reformasi birokrasi pemerintah daerah, Perluasan akses pendidikan bagi masyarakat dan Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Dalam hal ini penulis hanya menyoroti leverage perluasan akses pendidikan bagi masyarakat. Perluasan akses pendidikan bagi masyarakat menjadi paktor pundamental (penting) dalam pembangunan bangsa khususnya Banten yang dari dulu mengutamakan pembangunan mental dan spiritual. Perluasan akses pendidikan bagi masyarakat akan menjadi kunci transformasi ilmu pengetahuan kedalam formasi-formasi kehidupan (sendi-sendi kehidupan masyarakat Banten), melalui perluasan akses pendidikan pula orang Banten akan mengenal generasi terdahulunya yang pernah memiliki kejayaan. Pendidikan harus terus dikembangkan sebagai sarana pengembangan Ilmu Pengetahuan, dibanten sejak dulu pendidikan telah berkembang melalui pendidikan tradisional berupa pondok-pondok pesantren yang memiliki khas tersendiri (Salafi). Pondok-pondok pesantren diera awal kemerdekaan menggeliat ditanah banten dan menjadi bagian terdepan dalam pembangunan Sumber Daya Manusia, Masyarakat menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan turut serta penuh keikhlasan membantu pendirian pondok-pondok, mereka bangga apabila dikampungnya berdiri pesantren sehingga anak-anaknya tidak perlu jauh mencari ilmu pengetahuan agama. Pondok-pondok pesantren tradisional pada saat itu mampu menjawab kebutuhan masyarakat dalam tataran hidup beragama dan berinteraksi dengan sesamanya (sosial), dengan makhluk lain pun dengan lingkungannya. Ilmu keagamaan mampu ditranformasikan kedalam kehidupan masyarakat baik dalam sosial keagamaan, berbangsa dan bernegara, (sebut saja transformasi ilmu pengetahuan jilid satu pasca kemerdekaan di Banten). Dalam perkembangannya ada beberapa pondok pesantren tradisional dibanten yang mampu menyandingkan pendidikan salafi (kitab kuning) dengan sekolah (ilmu pengetahuan umum). Kehadiran pondok pesantren yang memiliki madrasah (Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah) menjadi pilihan utama masyarakat membangun SDM anak-anaknya. Perkembangan ini terus berlanjut walaupun pada akhirnya diera awal tahun sembilan puluhan bentuk pondok pesantren seperti ini mulai tergeser dengan kehadiran pondok-pondok pesantren modern yang menawarkan menu ilmu pengetahuan lebih, berupa penambahan kurikulum Bahasa inggris dan Bahasa Arab aktif sebagai ciri khas santri, (sebut saja transformasi ilmu pengetahuan jilid 2 di Banten). Tersisihkannya pondok-pondok salafi baik yang memiliki madrasah maupun yang hanya mempertahankan ketradisionalannya bukan hanya karena munculnya pondok-pondok modern saja, tetapi gencarnya pembangunan Sekolah negeri yang diselenggarakan oleh pemerintah disetiap kecamatan. Apalagi setelah reformasi bergulir dan diamanatkannya wajib belajar 9 tahun oleh UU no 23 tentang Sistim Pendidikan Nasional, pemerintah menjamin pendidikan Wajar Dikdas secara gratis dengan bantuan dana BOS (Biaya Operasional Sekolah). Program ini sebagai amanat undang-undang mampu menciptakan dan mengembangkan pendidikan ke pelosok-pelosok tanah air, khususnya di provinsi Banten. Namun, program ini pula turut memberikan efek besar pula bagi perkembangan dunia pendidikan pesantren ditanah Banten. Masyarakat menjadikan sekolah-sekolah negeri sebagai pilihan utama dalam mendidik anak-anaknya, selain pilihan orang tua pun anak-anak lebih berminat belajar ke sekolah-sekolah negeri dari pada harus belajar ke sekolah yang diasramakan (pesantren). Dalam pengamatan penulis turunnya minat anak-anak belajar di sekolah yang diasramakan (pesantren), selain beban belajar yang mereka anggap berat dan memusingkan, anak-anak sekarang mayoritas tidak ingin disiplin dalam hidupnya dan cenderung turunnya minat anak mempelajari Ilmu-ilmu agama, kondisi ini mengakibatkan lemahnya pengetahuan agama yang dimiliki oleh out put (lulusan sekolah). Sebut saja kondisi ini transformasi ilmu pengetahuan jilid 3 di Banten, artinya out put lulusan sekolah yang kan terjun kemasyarakat memliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat lemah dalam pemahaman agamanya. Dari realita perkembangan pendidikan yang kita rasakan, ketika pergeseran pola pendidikan terjadi terus menerus secara alamiah, kian gencarnya budaya internasional masuk ke tengah kehidupan masyarakat, nilai sosial keagamaan mulai lekang, adat dan tradisi positif sudah tidak lagi menjadi karakter suatu daerah dan bangsa, naiknya konsumtifisme masyarakat, rubahnya gaya berpakaian kebarat-baratan, gaya hidup yang semakin individualis dan cenderung egois memaksa kita untuk berpikir keras mencari formulasi pendidikan yang tepat untuk mengimbangi perkembangan zaman. Pusat telah memberikan keleluasaan kurikulum muatan lokal kepada daerah, daerah dapat menentukan muatan lokal sesuai dengan nilai-nilai dan ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan didaerah. Dari 4 jam muatan lokal yang diberikan pusat ke daerah dan sekolah, ditambah dua jam kurikulum Pendidikan Agama yang ditetapkan pusat, daerah memiliki kesempatan untuk lebih mengedepankan penanaman nilai-nilai agama dan kebantenan pada 4 jam muatan lokal. Sehingga nantinya Banten akan mampu kembali mentransformasikan ilmu pengetahuan agama, ilmu pengetahuan lokal (kebantenan) dan budaya-budaya banten kedalam kehidupan masyarakat, seperti pada kejayaan Banten terdahulu. Maksud penulis disamping Pemerintah Provinsi Banten meningkatkan akses perluasan pendidikan secara kwantitatif, Pun Pemerintah Provinsi Banten harus berani mengedepankan kurikulum keagamaan untuk meningkatkan kwalitas sumber daya manusia melalui pendidikan di sekolah-sekolah negeri yang ada di provinsi Banten terutama tingkat SMP dan SMA atau yang sederajat. Memang ada beberapa pemerintah kabupaten dan kota telah mengeluarkan Perda tentang wajib diniyah, hal ini perlu kita apresiasi sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap peningkatan Sumber Daya Manusia yang memiliki pengetahuan agama yang kuat, Namun pendalaman pengetahuan agama tidak akan cukup hanya pada tingkatan Diniyah saja tetapi harus terkembangkan sampai pada level selanjutnya. Transformer Ilmu Pengetahuan Pemerintah Provinsi Banten harus mampu merubah rupa Banten, artinya pemerintah provinsi Banten harus mampu menjadikan masyarakat Banten menjadi masyarakat yang maju, berpikir cerdas, objektif, jujur, akuntabel, integritas tinggi, mampu membangun dirinya sendiri, masyarakatnya sendiri, serta mampu meciptakan lapangan kerja untuk dirinya sendiri dan orang lain. Perubahan rupa Banten sesuai harapan seperti ini, tentunya harus dimulai dari pengembangan ilmu pengetahuan melalui jalur-jalur pendidikan terutama sekolah-sekolah. Orientasi pembangunan harus sudah mulai diarahkan pada orientasi pembengunan sumber daya manusia masa depan dari sumber daya yang tersedia sekarang, bukan pembangunan sumber daya sekarang yang dipaksakan untuk menjadi sumber daya manusia sekarang yang unggul sementara generasi penerusnya terabaikan. Mungkin kita tidak termasuk orang bijak memberikan 10 bekal kepada musafir yang sebentar lagi tiba ketujuannya, tetapi kita akan lebih bijaksana apabila 10 bekal tadi diberikan kepada musafir yang baru berangkat dan masih sangat jauh ketempat tujuannya.Sumber daya manusia masa depan akan unggul sesuai harapan apabila sumber daya tersebut terkelola dan terarah dengan baik dan tepat. Pengelolaan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan baik dan terarah apabila Pemerintah mengedepankan pembangunannya melalui pembangunan Pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dalam mencetak sumber daya manusia yang unggul, pendidikan terdiri dari pendidik, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, serta fasilitas sesuai kebutuhan BERSAMBUNG

0 komentar:

Waseh's Fan Box

Tentangku

Boleh ko kamu add blog ini asal kepentinganmu untuk taaruf dan memperbaiki hidupku

Lihat nich aku lagi cuap-cuap

Tausiyah

Jadilah manusia yang bermanfaat bagi orang lain

Anda memasuki kawasan Blog shalawat

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP